
-
Musik bagi sebagian orang mungkin
adalah sesuatu yang sangat istimewa. Di mana ia bisa menjadi penghibur,
ajang refreshing, memberikan nafkah dan lain sebagainya. Namun ternyata
tidak bagi semua orang dapat menyebut musik bisa menjadi penghibur dll.
Apalagi menjadi hal yang istimewa. Contohnya dalam menulis, seperti apa
sih peran musik dalam menulis? Ketika seseorang menulis apakah ia si
penulis akan selalu mendengarkan dan menikmati musik dalam kegiatannya
merangkai kata? Pertanyaan inilah yang sering mengusik saya ketika
sedang menulis. Nah, melalui artikel ini ingin saya ulas sedikit
pembahasan dari dua pertanyaan di atas. Dan akan kita kaitkan dengan
beberapa penulis-penulis di tanah air, bagaimana pendapat mereka perihal
peran musik ketika si penulis sedang menulis. Lalu, musik apa yang
mereka dengarkan ketika menulis?
Dari yang saya rasakan pribadi
“ketika menulis”, ternyata musik dengan jenis lagu apa pun tidak terlalu
penting dan istimewa untuk dilakukan. Sebab, saat sedang mendengarkan
musik saya merasa kefokusan saya terhadap apa yang ingin saya tulis
menjadi buyar. Bukan hanya itu. Tulisan yang ingin dirampungkan saja
malah bisa jadi tidak rampung dengan maksimal. Lirik dan kata-kata yang
disajikan dalam sebuah lagu terkadang juga membuat perasaan saya
terpecah-pecah. Maksudnya, ketika lagu yang diputar adalah lagu tentang
kesedihan otomatis kita menjadi sedih juga. Padahal yang ingin dilakukan
adalah semangat untuk menyelesaikan yang ingin ditulis. Nah, ini malah
sebaliknya. Lalu, apakah ada peran musik itu sendiri ketika seorang
penulis sedang menulis? Bagi saya, peran musik ketika seorang penulis
sedang menulis itu tidak ada. Tetapi, kalau tidak sedang menulis, peran
musik itu bisa ada alias ditemukan. Misalnya, musik digunakan untuk
menemukan ide dan inspirasi. Bisa juga diperoleh saat mendengarkan
musik. Selain itu, ketika penulis sedang penat-penatnya setelah
berjam-jam menulis, musik bisa dijadikan obat penyegaran pikirannya.
Lantas, mulai meneruskan yang ingin ditulis. Jadi, saya tidak selalu
mendengarkan musik ketika sedang menulis.
Baca juga :
Kembali ke paragraf
pertama. Dengan persoalan bagaimana peran musik bagi penulis tanah air
kita, ketika mereka sedang menulis? Dari buku yang saya baca yaitu, My Life as Writer yang diterbitkan oleh plotpoint pada Maret 2013. Ini peran musik bagi beberapa penulis di tanah air kita.
Pertama seorang penulis yang dijuluki sebagai penulis fenomenal siapa
lagi kalau bukan Dewi Lestari. Ia lebih dikenal dengan nama pena Dee.
Ini kata dia terkait pertanyaan : Kalau untuk menulis, apa musik yang
Dewi dengarkan ketika sedang menulis?
“Dulu aku punya
soundtrack buat menulis. Kalau sekarang rasanya nggak ada pun nggak
masalah. Kalau misalnya pun ada, cenderung yang tidak berkata-kata, yang
instrumental atau bahasanya tidak aku mengerti seperti lagu-lagu
Spanyol atau Brazil. Aku sangat peka dengan suara lirik yang gengges, aku malah mikirin liriknya dan bukan tulisan. Makanya aku cenderung memilih musik yang tidak berkata-kata.” (Halaman:125)
Dari yang dituturkan Dee, ternyata ia tidak terlalu menganggap penting
peran musik dalam kepenulisannya. Toh, jika mendengarkan musik ia
memilih musik dengan lirik yang tidak berkata-kata.
Kedua, dia
adalah seorang penulis yang pernah mendapatkan sekaligus memenangkan
kategori Best Young Writer pada salah satu award penulisan bergengsi,
Khatulistiwa Literary Award (KLA) periode tahun 2006-2007. Namanya
adalah Farida Susanty. Dan karyanya dalam KLA adalah Dan Hujan Pun Berhenti. Katanya, kalau soal musik dan soundtrack ia mengatakan “Dulu ada, sih, kalau sekarang lebih fokus ke ide yang mau di tuliskan”. (Halaman:152). Cukup dibahas dua penulis saja ya? He-he.
Kesimpulannya, ternyata mendengarkan musik dan menulis adalah dua hal
yang berlainan. Karena, ketika seseorang menulis ia tidak bisa terlalu
fokus melakukan kegiatan utamanya yakni menulis jika ia juga sedang
mendengarkan musik. Juga sebaliknya. Meskipun demikian, musik dan
menulis tidak bisa dipisahkan. Bagaimana sebuah musik bisa disebut musik
yang utuh jika ia tidak memiliki lirik? Dan menemukan lirik tersebut
adalah dengan jalan menulis dan berfikir merangkai kata. Ya, mungkin ada
juga sebuah musik tanpa lirik. Begitu juga dengan menulis, musik bisa
dijadikan sebagai obat penyegaran fikiran dan penghilang penat.
Baca juga :
Kualitas Suatu Bangsa Berawal dari Buku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar