SEMARANG
– Gelaran Pazaar Seni di Taman Budaya Raden Saleh Semarang tidak hanya
berisi pameran seni rupa. Ada acara lain, seperti pertunjukan musik,
teater, sastra atau workshop penulisan seni pada Senin (25/8) sore ini.
Workshop
diisi oleh dua pemateri yakni Gunawan Budi Susanto (Suara Merdeka) dan
Ganug Nugroho Adi (The Jakarta Post). Keduanya dikenal sebagai penulis
kritik seni yang telah diakui ciri khasnya.
Ganug yang saat ini
berdomisili di Solo menerangkan bahwa penulisan seni lebih bersifat
sebagai resensi. Sama seperti resensi buku dan film, cara ini juga bisa
diaplikasikan ke resensi teater, tari, pameran, dan pertunjukan lain.
“Resensi adalah memberi pandangan subjektif dan objektif terhadap
pertunjukan tertenu dengan berbagai perangkat pendekatan dan pengalaman
si penulis,” katanya.
Hal pertama yang ditekankan ialah jangan
takut atau minder tidak bisa menulis kesenian karena tidak pernah
belajar tentang seni di lembaga pendidikan formal. Ganug menyontohkan
dirinya yang merupakan lulusan Fakultas Hukum. Ketika menjadi wartawan
Suara Merdeka dahulu, ia malah ditugaskan di bagian kepolisian.
“Tapi
karena saya punya minat maka akan mengikuti perkembangan seni dengan
menonton dan terlibat di acara-acara kesenian. Saya menulis pertunjukan
itu dengan otodidak,” katanya.
Ganug sedikit memberi tips tentang
penulisan seni. Pertama; gunakan panca indera. Tulislah dengan melihat
dan mendengar langsung sehingga mampu mendeskripsikan objek dengan
detil.
“Dan jangan menulis dengan emosional. Sejelek apapun pertunjukan, pasti ada hal yang baik dan bermanfaat untuk diulas,” katanya.
Kemudian
Gunawan Budi Susanto yang akrab dipanggil Kang Putu, menekankan tentang
pentingnya ukuran dalam menilai. Mengukur nilai pertunjukan harus
disesuaikan dengan parameternya. “Harus pas, mengukur musik dangdut
tidak bisa pakai parameter musik jazz,” katanya.
Selain itu, Putu
meminta penulis muda untuk tidak takut salah. Cara terbaik untuk belajar
adalah meniru dan menyontoh. Dengan terus mencoba, maka penulis akan
memiliki ciri khas yang membedakan dengan penulis lainnya.(MS-08)
Baca juga :
Sumber : http://metrosemarang.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar