Para penulis yang baik sama halnya dengan koki yang baik. Mereka
memiliki resep-resep andalan dan bahan-bahan lengkap untuk dimasak.
Ketika bekerja, tangan mereka seperti sudah otomatis menaruh apa saja ke
dalam panci masak mereka. Dan hasilnya selalu enak.
Nah, sebagaimana para koki, para penulis yang baik juga memiliki
resep-resep andalan dan bahan-bahan yang lengkap untuk diolah. Kita bisa
belajar mengikuti resep-resep untuk menghasilkan tulisan yang baik. Dan
mungkin melahirkan kejutan dari sana. Tetapi tanpa imajinasi dan
kreativitas, resep itu hanya akan menjadi resep biasa saja. Di bawah ini
adalah resep umum yang bisa kita gunakan sesuai dengan imajinasi dan
kreativitas masing-masing.
Bagian Pembuka
1. Segera tunjukkan persoalannya pada pembaca. Munculkan tokoh utama
atau setidaknya persiapkan kemunculannya melalui peristiwa yang bakal
menyeretnya ke liku-liku cerita selanjutnya.
2. Munculkan tiap karakter pada situasi yang tepat. Sebagai contoh, jika
di bagian ujung kita akan menggambarkan tokoh berhasil mengalahkan
musuhnya, tunjukkan di bagian awal bagaimana dia kewalahan menghadapi
orang tersebut.
3. Tunjukkan "tokoh baik" dan "tokoh jahat" melalui tindak-tanduk
mereka. Dengan cara ini kita bisa melibatkan emosi pembaca. Bahkan jika
tokoh utamanya adalah orang yang bejat, tokoh kita bisa tetap disukai
apabila kita mampu memperlihatkan perilaku-perilaku tertentu dari tokoh
yang membuat pembaca jatuh hati padanya.
4. Bangunlah latar cerita yang meyakinkan, baik itu latar tempat, latar waktu, latar suasana, maupun latar sosial.
5. Bangunlah wilayah konflik. Contohnya, jika latar cerita adalah barak
militer, maka bisa kita buat wilayah konfliknya adalah hubungan anah
buah dan komandan.
Badan Cerita
6. Kembangkan karakter-karakter kita melalui tindakan dan dialog. Show, don't tell, begitulah nasihat yang sering kita dengar.
7. Beri karakter kita motivasi yang cukup untuk tiap tindakan dan perkataan mereka.
8. Kembangkan plot sebagai rangkaian persoalan serius yang makin
meningkat. Misalnya, tokoh kita menemukan jimat sihir di bagian awal,
menghadapi musuh berat di bagian tengah, dan menghadapi bahaya kematian
karena jimat sihirnya tidak berfungsi di bagian akhir.
Bagian Akhir
9. Tampilkan di bagian ini konflik yang paling besar segera setelah
sesuatu berkembang sedemikian rupa dan membahayakan. Satu tindakan
keliru, semuanya berantakan. Inilah yang disebut klimak, yang sebetulnya
sudah tersirat sejak awal tetapi benar-benar tidak bisa diperkirakan.
Yang Harus Diingat
10. Ingatlah bahwa tidak ada kebetulan yang terus menerus dalam sebuah
cerita. Kenapa tokoh kita bernama Cleopatra, misalnya. Kenapa ia
memelihara herder? Tentu saja kita bisa menulis suka-suka kita karena
kita adalah Tuhan bagi cerita kita sendiri. Akan tetapi, jika kita
memiliki alasan untuk semua itu, cerita kita akan lebih menarik karena
menyodorkan pembaca banyak lapisan makna.
11. Pahami konvensi (kesepakatan) dan langgarlah hanya jika kita punya
alasan kuat untuk hal tersebut. Misalnya, kita mau menulis cerita
detektif. Bagaimana jika detektif kita adalah orang yang eksentrik, suka
mabuk, bujangan, dan agresif? Umumnya begitu? Bagaimana jika detektif
itu adalah seorang perempuan pemalu, suka minum wedang tape, dan
mempunyai tiga anak yang masih sekolah? Tidak umum? Tetapi tokoh ini
mungkin akan memberikan kejutan tersendiri. Ia memiliki sekian banyak
keterbatasan, dan dengan segala keterbatasan itu ia mengatasi persoalan.
Oke, mungkin cukup sekian. Semoga penjelasan dari As Laksana tersebut mudah dimengerti.
Jadi bagaimana, sudah siap untuk melanjutkan tantangan menulis yang kita temukan? Yuk, menulis.
Sumber : http://www.mondayflashfiction.com/2013/05/14-hal-yang-membuat-cerita-jadi-menarik.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar