MasyaAllah, Sebanyak ini….?
Kuamati kembali daftar dzat halal dan haram yang tertera di dalam
majalah tersebut. Aku benar-benar shock karena makanan yang selama ini
masuk dalam tubuhku mengandung dzat haram. Ingin rasanya aku keluarkan
kembali semua isi perutku tapi hal itu tidaklah mungkin. Penyesalan
tidak ada gunanya justru saat inilah seharusnya aku banyak bersyukur
kepadaNya. Dia Yang Maha Tahu telah mengingatkan aku betapa pentingnya
menjaga setiap tetes dzat yang masuk ke dalam tubuh. Dia Yang Maha Tahu
pula yang telah mengajariku bahwa dengan menjaga makanan kita, maka kita
telah menjaga keimanan.
Saat ini, di negeri orang yang mayoritas penduduknya non muslim, aku
merasakan betapa pentingnya arti makanan. Disaat yang lain makan dengan
lahap, sementara kita harus teliti membaca kandungan dzat makanan kita.
Disaat yang lain bebas memilih makanan kesukaan kita, sementara kita
harus menahan rasa lapar yang mendera. Dan semua tidak semudah seperti
yang aku bayangkan sebelumnya karena dzat-dzat itu tidak hanya
menyeretku ke jurang kemalasan dan ke lembah kehinaan tetapi menutup
semua jalan yang ingin aku lewati. “Ya” Aku jadi malas beibadah
kepadaNya, dan Allah tidak memperkenankan aku bermunajat kepadaNya di
malam hari karena tanpa aku sadari telah begitu banyaknya dzat haram
yang masuk kedalam tubuh ini. Belum lagi urusan-urusan tiba-tiba jadi
sulit untuk aku tembus.
“Kenapa dzat? Kenapa tidak langsung khamr, daging babi dan yang lainnya?”
Karena yang besar dan terlihat secara fisik biasanya lebih mudah
untuk dihindari. Justru yang kecil dan tidak terlihat yang sulit sekali
dihindari dan kita mudah terjebak. Pada awalnya, aku hanya mengetahui
dzat 472e saja yang haram. Setiap kali membeli sesuatu, aku selalu
mengeceknya dan semua berjalan lancar. Ibadah harian yang biasa aku
kerjakanpun tidak ada masalah berarti. Sampai akhirnya aku menyadari
“ada sesuatu yang tidak beres.” Aku sangat sulit… sekali bangun malam
walaupun aku sudah mencoba berbagai macam strategi. Dan akhirnya aku
menemukan daftar itu di sebuah majalah Islam. Aku bersihkan semua
makanan yang mengandung dzat-dzat tersebut dan mulai saat itu aku
memilih tidak makan kalau kandungan dzatnya tidak jelas atau meragukan.
Subhanallah kini aku bisa bangun malam kembali, bermunajat kepadaNya,
dan melaksanakan ibadah yang lain dengan lebih khusyuk. Allahpun membuka
begitu banyak jalan kemudahan untukku dan segala urusan menjadi lancar.
Alhamdulillah segala Puji Hanya Untuk Allah Yang Mencintai kebaikan dan
hanya menerima sesuatu yang baik.
Ada kebiasaan hidup yang hampir sama antara Rasulullah, para sahabat,
dan orang–orang sholeh, mereka selalu menjaga makanan mereka.
Menggalakan puasa demi penyucian diri dan kedekatan dengan RobbNya.
Masih segar dalam ingatan kita kisah seorang pemuda yang menemukan
apel di sungai, kemudian ia memakannya. Ditengah menikmati apel itu, ia
tersadar bahwa apa yang ia makan bukanlah miliknya. Setelah mencari dan
mencari, akhirnya ia dapat menemukan sang pemilik buah apel itu. Akhir
cerita, sang pemilik pohon apel, menikahkan pemuda itu dengan salah
seorang anaknya. Bukti keimanan terpancar dalam diri pemuda tersebut. Ia
sangat menyadari bahwa setiap tetes makanan yang masuk kedalam tubuh
pasti akan mempengaruhi kecintaannya pada Allah. Karena setiap output
pasti tergantung dengan input maka makanlah makanan yang halal, cek
dzat-dzat yang terkandung didalamnya, jangan remehkan yang kecil, karena
kita bisa selamat dengannya atau bahkan terpuruk dilembah kehinaan
karenanya. Jagalah makananmu, maka Allah akan menjagamu. Wallahu’a’lam
bishshowab
Sumber : http://www.eramuslim.com/oase-iman/jagalah-makananmu-maka-allah-akan-menjagamu.htm#.VYe3WlJ9eXY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar