Oleh
: Atikah Azzahra
![]() |
Senja
jatuh di ufuk yang kalut
Elegi
rindu menyeru sua raga
Aku
pun mereguk lelah
Hingga
denyut jenuh menemani
Lalu
kala butir cinta Tuhan meluruh jatuh
Gerimisnya
merintik dalam lubuk hati
Teringat
aku akan sekeping janji
Terucap
mesra menggetarkan jiwa
Kala
butir cinta Tuhan menggelincir manja
Aku
masih setia menantimu
Kala
butir cinta Tuhan menderas murka
Aku
masih bersiap menagih janjimu
Sebentuk
janji yang manisnya melegit
Yakin
akan hadirnya sang dambaan hati
Menjemput
setiap rasa yang pernah ada
Menamatkan
mozaik kebimbangan diri
Kala
butir cinta Tuhan masih bertabur
Sunggingan
senyumku tak jemu menghias
Namun
kala butir cinta Tuhan telah habis
Kecewaku
tersapu bersama rangkaian gelombang warna
Butir cintaku yang menggantikannya
Menitip
jejak luka di relung terdalam
Tak
butuh gambaran kata yang menyayat pilu
Butir
cintaku yang telah melukis sakit
Pernahkah
kamu mengecap
Mengenyam
setiap rajutan sendu
Jua
yang tak pernah tampak
Menyisa
taburan tawa kebohongan
Bodohnya
aku menilai warnamu
Logika
lumpuh terantuk cinta
Kini
cukup butiran cinta Tuhan
Menjadi
saksi harapan hadirmu
PROFIL PENULIS :
Atikah
Azzahra, seorang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi kedinasan. Karya-karyanya
terdapat di beberapa antologi bersama dan sebuah karyanya
pernah menjadi naskah pilihan terbaik. Tak jenuh belajar selama berkecimpung
dalam dunia literasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar