Waktu. Sesuatu yang seharusnya memang membuat kita merenung
dalam-dalam. Bermuhasabah diri. Menghitung-hitung kebaikan apa sudah kita
perbuat. Menimbang-nimbang karya apa sudah kita hasilkan. Dan yang terpenting,
sudahkah waktu kita gunakan untuk melakukan tugas berat sebagai khalifah?
Yang selama ini kita tahu, waktu itu ada 3 macam, yaitu
kemarin, sekarang, dan esok.
Apa memang demikian?
Apa kita yakin, bahwa waktu memang ada 3?
Waktu kemarin. Masihkah kita miliki? Atau, bisakah kita
ulangi lagi dan perbaiki waktu kemarin? Sama sekali tidak. Demi waktu! Manusia
sungguh sangat merugi...yaitu bagi orang-orang yang lalai. Waktu kemarin sudah
bukan hak kita lagi. Itu sudah berlalu. Tak bisa lagi kita ulangi. Kecuali
pertanggungjawaban kita kelak...., waktumu telah kau gunakan untuk apa?
Waktu esok. Yakinkah bahwa itu milik kita? Belum tentu.
Siapa yang tahu sampai di mana umur kita? Siapa tahu hari ini, jam ini, atau
bahkan detik ini juga...adalah waktu terakhir kita. Sudahkah kita pikirkan?
Padahal dalam setiap pergantian malam dan siang terdapat banyak sekali
tanda-tanda keagungan-Nya. Apakah itu tidak bisa menggugah hatimu sama sekali?
Atau kau terlalu lalai dengan nikmat-Nya? Menuntut hakmu dan melupakan
kewajibanmu? Ingatlah wahai manusia....., telah datang peringatan-Nya jika kau
mau mendengar, melihat, dan merasakan. Bahkan melalui air yang mengalir
lembut..., melalui angin yang bertiup sepoi-sepoi..., melalui hujan yang turun
rintik perlahan..., ataupun melalui gunung yang memuntahkan isinya!
Dan hanya satu waktu yang kita miliki. SEKARANG. Karena esok
belum tentu kita temui. Dan kemarin sudah bukan hak kita lagi. Maka janganlah
kita menunda apa yang bisa kita kerjakan hari ini. Tangan ini kelak akan
bercerita, kaki ini kelak akan bersaksi, mata ini akan berucap...tentang apapun
yang sudah kau perbuat dengan anggota badanmu! Wahai..., sudahkah kita pikirkan
skenario apakah yang kelak akan kita mainkan? Tangan akan mengatakan apa? Kaki
akan mengatakan apa? Mata akan bicara apa? Tak malukah kita jika tangan berkata
bahwa ia kita gunakan untuk mencuri? Atau tak ngerikah kau ketika kaki ini
berkata, “Aku selalu berjalan menuju ke tempat maksiat.”?
Waktu. Penuh misteri. Bisa jadi hari ini kita beriman, nanti
sore kita kafir. Atau sebaliknya. Maka berdoalah, semoga Tuhanmu mematikanmu
dalam keadaan khusnul khatimah. Dan malaikat pun akan menyambutmu penuh
keramahan sambil berkata, “Wahai jiwa
yang tenang... Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho dan
diridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku.”

info percetakan murah klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar