Pada dasarnya setiap tulisan yang kita baca
mempunyai rasa di dalamnya. Ini adalah hasil dari jeli atau tidaknya seorang
penulis. Mungkin di antara Anda pernah membaca tulisan yang dari paragraf awal
saja sudah "hambar" dan membuat malas melanjutkan bacaan. Seringkali
pula ada tulisan yang "renyah", "gurih", dan
krenyes-krenyes :) sehingga Anda merasa ketagihan dan menginginkan tulisan
tersebut berlanjut.
Sebagai seorang pembaca dan penikmat tulisan,(saya
merasa belum pantas disebut penulis karena minimnya pengalaman,-Pen)
ada beberapa hal yang menjadi catatan saat menikmati sebuah tulisan, apakah
fiksi maupun non fiksi. Ibarat sebuah masakan, tentu ada resep yang membuat
tulisan itu menjadi nikmat. Namun jika dibuat asal jadi tanpa resep dan takaran
yang pas, maka rasanya pun akan "kacau". Apa saja resepnya? Cekidot !
1.
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
Ejaan Yang Disempurnakan (disingkat EYD)
adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan
ejaan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
Penjelasan lebih lanjut silakan intip di: http://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Yang_Disempurnakan.
Tulisan dengan EYD berantakan akan sangat
menyakitkan mata dan otak pembacanya. Saya pernah membaca sebuah koran lokal yang
setelah membacanya kepala menjadi pusing. Alih-alih mengerti dengan apa yang
dibaca, saya justru kehilangan selera untuk membaca habis tulisan dalam koran
tersebut. Sedemikian pentingnya EYD, sehingga dalam grup kepenulisan KBM yang
saya ikuti hal ini yang paling pertama
dikritisi pada setiap tulisan yang diposting. Jadi, jika ingin membuat tulisan
yang enak dibaca mulailah dengan memperbaiki EYD dalam tulisan Anda.
2.
Tema
Tema
merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal yang membangun
tulisan. Dalam menulis cerpen, puisi, novel, karya tulis dan berbagai macam
jenis tulisan lainnya haruslah memiliki hal ini. Jadi jika diandaikan seperti
sebuah masakan, tema adalah bahan pokok. Tema juga hal yang paling utama
dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan
memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut. Namun jika yang diambil adalah
hal yang sudah umum/klise, itu seperti
menghidangkan masakan basi. Tinggal tergantung Anda, apakah mengangkat tema
yang aktual(terkini/hangat dibicarakan) atau memilih tema yang faktual(sesuai
dengan fakta/kenyataan).
3.
Alur/Plot
Alur atau plot adalah rangkaian cerita yang dibentuk
oleh tahapan-tahapan peristiwa penting sehingga menjalin sebuah cerita yang
dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. (Siswanto, Wahyudi.
2008.Pengantar Teori Sastra). Tahapan alur atau plot terbagi menjadi lima bagian
yaitu : penyituasian(situation), pemunculan konflik (generating circumstances),
peningkatan konflik (rising action), klimaks, dan penyelesaian(denoument). Alur
dapat dibedakan berdasarkan kriteria urutan waktu, jumlah plotsub-plot, kepadatan,
dan isi. Selain itu alur yang biasa digunakan penulis antara lain: alur maju(progresif),
kilas balik(regresif), alur campuran, alur erat, alur tunggal, alur ganda, dan
alur menanjak. Pemilihan alur yang tepat membuat tulisan menjadi lezat, enak
dinikmati dan memuaskan pembaca.
4.
POV (point of view/sudut pandang)
Sudut pandang (point of view) adalah elemen
penting dalam tulisan karena merupakan cara seorang pengarang/penulis menempatkan dirinya di dalam tulisan. Sudut
pandangan tokoh ini diwujudkan ke dalam pandangan tokoh-tokoh yang terdapat
pada tulisan terutama fiksi. POV terbagi dalam beberapa macam, yakni POV1 yang
berupa penokohan “Aku”, POV2 dijelmakan dalam tokoh orang kedua “Kau”, “Kalian”,
POV3 yang ditokohkan sebagai orang ketiga “Dia”, “Mereka.” Selain itu terdapat
POV campuran yang merupakan penggabungan dari POV yang ada. Pemilihan POV yang
baik akan membuat pembaca serasa berada di dalam cerita, seperti merasakan
manis, asam, asin, dan pahit di lidahnya. Bahkan dalam POV yang kuat, penikmat
tulisan seakan terbawa keharuman aroma suatu masakan, eh tulisan. :)
5.
Pesan dan Kesan
Pesan dalam tulisan adalah seperti nyawa dalam
tubuh, seperti rasa dari makanan. Pesan tersebut bukan berarti penulis hendak
mengajari pembacanya, melainkan sebagai sarana menyampaikan kebajikan dan kebenaran.
Pesan yang disusun dengan apik baik yang tersirat dan tersurat dalam suatu
tulisan akan meninggalkan kesan yang mendalam bagi pembacanya. Ketika suatu
tulisan menimbulkan efek bagi pembaca apakah mereka menjadi marah, jengkel,
tertawa, bahkan menangis, maka dapat dipastikan pesan tulisan tersebut telah
sampai bagi penikmatnya. Namun harus diingat, penyampaian pesan yang terkesan
menggurui bisa diibaratkan masakan yang terlalu banyak garam, alias keasinan.
Pada akhirnya, menulis merupakan akumulasi pengalaman bagi penulisnya.
Semakin banyak berlatih, Anda akan semakin piawai membuat tulisan yang enak.
Salam karya!Bangmo Muhammad Ridwan
Sumber-sumber:
1.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Yang_Disempurnakan
2.
http://www.rumpunnektar.com/2013/02/pengertian-alur-atau-plot.html
3.
http://www.rumpunnektar.com/2013/12/macam-macam-sudut-pandang-dalam-menulis.html
4.
http://caramenulisbuku.com/caramenulisbuku/pesan-dalam-tulisan-itu-wajib.htm
apa admin disini itu bangmo?
BalasHapus:D
Hapusbangmo aku curiga
BalasHapus