Jumat, 14 Maret 2014
Ketika Sakit Melanda
Beberapa hari
lalu saya gak kuat menahan sakit. Sampai saya menangis dan berteriak memanggil
suami. Cuma ingin dipegang tangan ini untuk menenangkan saya. Kali pertama
suami hanya bilang, “Yang sabar ya, Bunda. Jangan
inget-inget sakitnya.”
Lalu saya maenan
hape lagi.. Hingga saya merasakan sakit lagi dan mulai menangis. Lebih kencang
dari yang pertama. Suami kupanggil tak datang-datang. Kupilih whatsapp untuk memanggilnya. Lalu suami datang.
Bukan cuma memegang tanganku, suami bahkan ikut tidur di sampingku. Dan kali ini agak panjang ngomongnya.
“Kalau sakit, itu tandanya Allah
sayang sama Bunda. Ayah tahu Bunda suka gak
kuat kalo nahan sakit... Tapi sakitnya gak seberapa.
Istri teman ayah coba.. Bayangin sudah berapa kali dia gak bisa cuci darah
karena gak punya uang. Tapi dia gak nangis. Sabar banget. Walau badannya udah
kurus kering. Pasti sakit banget karena melewatkan waktu cuci darahnya.” Saya
bergidik membayangkan ceritanya.
“Ayah bukannya gak
mau nemenin bunda terus. Bukan Ayah gak sayang.
Bunda gak tahu kan apa yang Ayah rasain. Bisa
saja Ayah juga gak kuat lihat Bunda nangis.
Makanya yang kuat. Yang sabar... Nanti kita ke dokter.”
Suamiku memang baik. Setelah ke
dokter dan minum obat, sudah baikan..
Apalagi setiap malam dipeluk dan selalu bertanya apa masih sakit? Yang mana
yang sakit? Dan sudah pasti seluruh badan dikelikitin agar saya
tertawa...
Di
tengah kebahagiaan kesembuhanku, sahabat suami mengabarkan istrinya telah
berpulang. Saat suami pulang melayat hanya satu kesannya, “Sungguh wanita yang kuat, bahkan dalam tidur
panjangnya pun ia tetap tersenyum.”
Ketika Sakit Melanda
Reviewed by Rina
on
14.54
Rating: 5

senang punya suami yang penyayang dan perhatian di saat sakit ya, mba. itu yang dibutuhkan selain obat. semoga lekas sembuh.aamiin
BalasHapus